Dibalik Senyum Kakek
Dia kakekku aku tidak pernah tahu, ternyata disetiap senyumannya itu ia menyimpan kepedihan atas kehilangan wanita yang paling dia sayang.
Pada libur sekolah adalah hari ulang tahunku
"Vanya, kamu mau hadiah apa dari kakek nak?." Tanya kakek padaku yang sedang berkemas untuk berangkat ke sekolah.
Tanpa berpikir panjang aku langsung menjawab,"aku pengen pergi berdua aja sama, kakek terutama aku mau kepantai dengan kakek."
Kakek terkekeh, "Nggak mau yang lain nih?."
Aku menggeleng
"Ok, libur sekolah nanti kita pergi ya?."
Kakek balas mengangguk dengan tersenyum manis
Disekolah aku tidak henti memikirkan, apa saja kegiatanku dengan kakek. Sampai sampai aku tidak fokus saat belajar. Saat pulang sekolah aku, berlari cepat. Sangat ingin bertemu dengan kakek
Sesampainya dirumah aku tidak melihat kakek yang biasanya duduk didepan teras rumah, menyambutku datang dengan senyum lebarnya itu.
"Bun, kakek mana?." Tanyaku sambil melepas sepatu sekolahku
"Kakek kemakam nenek nak." Balas Bunda yang sedang menyapu rumah
Aku tidak menukar bajuku, aku memilih berlari kemakam nenek.
Aku terpaku, saat melihat pria tangguh yang selalu melihatku tertawa kini meneteskan air matanya
"Kamu lihat?, cucu kita udah besar ya, aku bakal pergi bareng dia libur sekolahnya. Aku sadar kamu nggak bakal bisa ikutkan?." Ucap kakek dengan suara lirih
Aku tak tahan ingin menangis, melihat kakek seperti ini. Tapiku putuskan meninggalkan kakek dan makam nenek, karna aku tak ingin menganggu waktu kakek
Tibanya waktu pergi dengan kakek, ku tekadkan akan membuat kakek tersenyum sangat lebar. Aku dan kakek berpamitan dengan bunda
"Bun, Vanya sama kakek pergi dulu. Hati hati dirumah ya."
"Iya, kamu sama kakek hati hati juga."
Setelah selesai berpamitan dengan bunda, kami langsung menuju mobil.
Di mobil,"Kakek kangen nenek nggak?." Tanyaku dengan ragu
Kakek tersenyum,"Hmm, ya pasti kangenlah. Kangen banget lihat nenekmu nanam bunga dihalaman."
"Trus gimana cara supaya kakek ngatasin kangen kakek sama nenek?."
"Pergi ke makamnya, atau liatin fotonya. Kamu sendiri gimana?."
Aku berpikir sejenak, "Biasanya nginget momen bareng nenek sih, tapi apa kakek puas?."
Kakek menatapku, "Dulu kakek sempat nggak terima nenek kamu meninggal, tapi kakek ingat kakek masih punya kamu dan bundamu. Jadi kakek nggak boleh nyerah dong, kita juga harus bisa ikhlasin yang udah pergi."
Aku tersenyum, ternyata kakek yang ceria dan mudah tersenyum ternyata menyimpan kesedihan atas kehilangan wanita pujaan hatinya.
Sesampainya dipantai, aku menghabiskan waktu dengan bercanda gurau dengan kakek. Aku bahagia jika kakek bahagia hanya itu, juga kebahagiaan bunda.