Kesenian Randai Minangkabau
1. Pengertian Randai
Randai adalah seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia. Randai menggabungkan teater, musik, tari, silat, dan nyanyian menjadi satu pertunjukan yang biasanya dimainkan secara berkelompok dalam bentuk lingkaran.
Ceritanya sering diambil dari kisah-kisah rakyat atau kaba (cerita tradisional Minangkabau), dan disampaikan melalui dialog bersyair, gerakan silat (silek), dan nyanyian yang iramanya khas. Dalam Randai, penekanan diberikan pada kerja sama kelompok dan penggabungan berbagai unsur seni menjadi satu kesatuan yang harmonis.
2. Sejarah Randai
Sejarah Randai berakar dari tradisi masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat, sekitar awal abad ke-20. Randai lahir dari perpaduan berbagai unsur seni tradisional, terutama silek (silat Minangkabau), tari rakyat, nyanyian syair (dendang), dan teater tradisional.
Awalnya, Randai berkembang dari tradisi "badendang" atau "basilek", yaitu pertemuan masyarakat di lapangan terbuka untuk bernyanyi, berpuisi, dan berlatih silat bersama. Kemudian, karena kebutuhan untuk menghibur sekaligus menyampaikan cerita rakyat, bentuk pertunjukan ini berkembang menjadi drama musikal yang kita kenal sekarang.
Pada awalnya juga, Randai hanya dilakukan dalam upacara adat atau acara besar, seperti pernikahan, alek nagari (pesta kampung), atau menyambut tamu penting. Dengan berjalannya waktu, Randai menjadi bentuk hiburan rakyat yang lebih luas.
Ciri khas Randai — yakni bergerak dalam formasi melingkar sambil menyanyikan syair dan mempertunjukkan silat — merefleksikan kebersamaan dan kesetaraan dalam budaya Minangkabau, yang menganut prinsip musyawarah dan mufakat.
3. Langkah Langkah Dalam Pementasan Randai
Persiapan Cerita (Naskah)
Menentukan kaba (cerita rakyat) yang akan diangkat, biasanya berisi nilai moral atau ajaran hidup.
Menyusun alur cerita, dialog bersyair, dan adegan-adegan.
b. Latihan Silek (Silat) dan Gerakan
Para pemain berlatih gerakan silat tradisional yang akan dipadukan dalam pertunjukan.
c. Pelatihan Musik dan Nyanyian memilih alat musik tradisional seperti talempong, gandang, saluang) yang akan digunakan. syair atau dendang yang akan dinyanyikan saat pementasan.
d.Latihan Formasi Lingkaran
Karena Randai dimainkan dengan berdiri atau bergerak dalam lingkaran, para pemain berlatih formasi ini sambil mengatur transisi antar adegan.
e. Pembukaan Pertunjukan
Biasanya diawali dengan pambuko: salam pembuka, nyanyian, dan tarian awal untuk memperkenalkan tema cerita.
f. Pementasan Cerita
Adegan demi adegan dijalankan, diselingi dengan:
Dialog bersyair antar tokoh.
Gerakan silek untuk adegan laga atau dramatisasi.
Dendang dan tarian yang mendukung suasana.
g. Penutupan
Setelah cerita selesai, pementasan ditutup dengan nyanyian akhir atau penyampaian pesan moral kepada penonton.
h. Evaluasi (Opsional)
Kadang setelah pementasan, dilakukan evaluasi untuk melihat kekurangan dan memperbaiki di pertunjukan berikutnya.
4. Hal hal yang dibutuhkan dalam pementasan randai
a. Cerita (Kaba)
Harus ada naskah cerita rakyat Minangkabau yang diadaptasi menjadi skenario Randai.
Cerita biasanya mengandung nilai moral, adat, atau pelajaran hidup.
b. Pemain
Diperlukan pemain laki-laki dan perempuan yang bisa:
Berdialog bersyair.
Menari.
Bermain silat.
c. Pelatih/Instruktur
Untuk melatih pemain dalam hal:
Gerakan silek (silat).
Tari dan formasi lingkaran.
Vokal dan irama syair.
d. Musik Tradisional
Alat musik yang biasa digunakan antara lain:
Gandang (gendang Minang).
Talempong (alat musik pukul seperti gamelan kecil).
Saluang (seruling tradisional Minang).
e. Kostum
Pakaian adat Minangkabau yang mendukung cerita, seperti:
Pakaian silat untuk adegan laga.
Busana adat untuk adegan formal atau kerajaan.
f. Properti dan Dekorasi
Properti yang mendukung cerita (contoh: pedang kayu, payung adat).
Tata panggung sederhana, karena Randai lebih banyak mengandalkan gerak dan formasi, bukan setting megah.
g. Tempat Pementasan
Biasanya diadakan di:
Lapangan terbuka (tradisional).
Gedung pertunjukan (modern).
Penting disiapkan ruang melingkar untuk membentuk formasi.
h. Sutradara/Pimpinan Pertunjukan
Orang yang mengatur alur cerita, musik, gerakan, dan penampilan seluruh tim.
5. Contoh Naskah Randai
Judul: Randai "Si Kaciak Nan Bijak"
Pambuko (Pembukaan)
(Semua pemain membentuk lingkaran, sambil menari kecil dan menyanyikan dendang pembuka)
Dendang Pembuka:
> "Sahuluik sahuluik suruik,
Dunsanak kami manyaemba,
Kito basuo di sinan,
Di lapangan nan sakti bana..."
(Lalu dua orang maju ke tengah lingkaran, mulai berdialog.)
Adegan 1: Awal Cerita
Tokoh 1 (Mak Inyiak): (Bersyair sambil berjalan di tengah lingkaran)
> "Denai pun datang mancari anak,
Anak kaciak nan jago bana,
Untuak mamimpin nagari kito,
Nan adil, nan bijaksana..."
Tokoh 2 (Si Kaciak): (Membungkuk hormat sambil membalas bersyair)
> "Mak Inyiak tabik den ucapkan,
Apo titah Mak Inyiak kasihkan,
Si kaciak ambo nan sakik,
Siap barajo, siap batungkik."
(Lalu mereka saling berbalas pantun sambil sesekali melakukan gerakan silat sederhana.)
Adegan 2: Ujian di Kampung
(Si Kaciak diuji oleh para pemuda kampung. Gerakan silek mulai diperlihatkan.)
Tokoh 3 (Pemuda 1):
> "Kalau ang nan cerdik bijak,
Tunjukkan silek nan dalam awak!"
(Mereka mulai beradu silat sambil berpantun. Adegan berlangsung dengan gerakan lincah, saling menghindar, dan menunjukkan kepiawaian.)
Adegan 3: Penutup
Mak Inyiak:
> "Anak kaciak lulus ujian,
Nagari aman di tangan tuan!"
Semua Pemain: (Bernyanyi sambil memperkecil lingkaran)
> "Sahuluik sahuluik suruik,
Dunsanak kami manyaemba,
Sampai di sinan kisahnyo tamat,
Maaf lah kami, kalau ado silap."