Tawa di Tengah Luka

Namanya Aruna, dia adalah wanita paling ceria yang pernahku temui, tapi dibalik tawanya itu ada hal yang ia sembunyikan dari semua orang

"Senja, kamu ikut study tour?."Tanya Aruna padaku 
Aku berfikir sejenak lalu menjawab, "Iya dong, ya kali nggak ikut. Eh kamu sendiri gimana?". 

"Hmm, kayaknya nggak deh." Jawab Aruna dengan wajah murung, dari wajahnya saja aku tahu kalau dia sangat ingin ikut 

Aku menghela nafas lalu berkata, "Yahh, ikut dong, kalau kamu nggak ikut aku sama siapa temenan dongg." 
"Hmm, aku pikir pikir dulu ya Senja." Balasnya

Aku lega, karna dia akan memikirkannya kembali apa jawabannya 

Aruna tersenyum tipis, lalu membuang pandangannya. Kami duduk di bangku taman sekolah.

"Senja," katanya pelan, "kalau aku cerita sesuatu... kamu janji nggak bakal ngasih tahu siapa-siapa?"

Aku menoleh padanya, sedikit heran. Wajah cerianya kini terlihat sangat sedih. Aku mengangguk pelan, "Janji."

Dia menarik napas panjang, lalu berkata, "Sebenarnya... aku pengen banget ikut study tour itu. Tapi,aku nggak yakin bisa."

"Kenapa?" tanyaku pelan.

"Karena aku... nggak punya uang buat biayanya." Suaranya sangat kecil, matanya mulai berkaca-kaca. "Aku saat ini hanya tinggal dengan mama, papa sudah meninggal saat aku masih kecil. Saat ini pun mama lagi kesulitan mencari uang."

Aku terpaku. Aku tidak menyangkan, Aruna yang selalu tertawa paling keras di antara kami, ternyata menyimpan beban seberat itu sendiri.

Aku menatapnya sedih. "Runa, kenapa kamu nggak cerita dari awal?"

Dia tersenyum kecil, "Soalnya kalau aku cerita, nanti kamu sama yang lain malah jadi kasihan sama aku. Aku pengen kita semua tetap ceria."

Aku menatapnya, dalam hati berjanji, apapun yang terjadi, aku nggak akan biarin dia hadapi ini sendirian.

"Kalau gitu, kita cari cara bareng-bareng. Pokoknya kamu harus ikut. Study tour tanpa kamu aku bakal kesepian tauu."

Dia menatapku, matanya berkaca-kaca, tapi kali ini karena haru. "Makasih ya, Senja..."


Postingan populer dari blog ini

Kesenian Randai Minangkabau

Berdamai dengan Kehilangan