Postingan

Dibalik Senyum Kakek

Dia kakekku aku tidak pernah tahu, ternyata disetiap senyumannya itu ia menyimpan kepedihan atas kehilangan wanita yang paling dia sayang. Pada libur sekolah adalah hari ulang tahunku "Vanya, kamu mau hadiah apa dari kakek nak?." Tanya kakek padaku yang sedang berkemas untuk berangkat ke sekolah. Tanpa berpikir panjang aku langsung menjawab,"aku pengen pergi berdua aja sama, kakek terutama aku mau kepantai dengan kakek." Kakek terkekeh, "Nggak mau yang lain nih?." Aku menggeleng  "Ok, libur sekolah nanti kita pergi ya?." Kakek balas mengangguk dengan tersenyum manis Disekolah aku tidak henti memikirkan, apa saja kegiatanku dengan kakek. Sampai sampai aku tidak fokus saat belajar. Saat pulang sekolah aku, berlari cepat. Sangat ingin bertemu dengan kakek Sesampainya dirumah aku tidak melihat kakek yang biasanya duduk didepan teras rumah, menyambutku datang dengan senyum lebarnya itu. "Bun, kakek mana?." Tanyaku sambil melepas sepatu sekol...

Berdamai dengan Kehilangan

Namaku Kaela, semenjak adek kecilku kesayanganku meninggal aku, ayah maupun ibu tidak bisa pulih dari rasa sakit atas kehilangan adikku. Tapi berangsurnya waktu aku dan ayah sudah mulai pulih. Tapi tidak dengan ibu "Bu, Lea hari ini ambil rapor. Ibu datang?." Tanyaku pada Ibu yang memasak  Ibu menghela nafas,"Ibu mau kemakam adekmu, sama ayah ya." Aku mengangguk, kalau sudah seperti ini bagaimana lagi. "Ayah, bisa jemput raporku nggak?."  "Ayah agak sibuk dikantor nak, tapi ayah usahain ya." Aku mengangguk, lalu ibu menghidangkan makanan. "Hmm, biasanya kita makan disini berempat ya?, sekarang cuma bertiga." Celetuk ibu yang sedang menyiapkan nasi ayah Ayah menghela nafas, "Bu, kita harus bisa pulih lagi, kamu juga harus tau kita sekarang masih punya Kalea kan?."  Ibu terpaku,"Ayah nyuruh ibu buat lupain adek?, ibu nggak bakal bisa lupain adek yah." Aku sudah tahu ini, setiap kali ayah memperingati ibu, pasti mereka ...

Saat Bersama yang Berharga

"Bunda cepat dong, aku udah nggak sabar mau ketemu nenek nih,"Teriakku pada bunda yang sedang mengunci pintu rumah "Sabar Nayya." Balas bunda sambil berlari kecil Selama perjalanan menuju ke rumah nenek, aku hanya bisa  melamun karena ingin bertemu dengan nenek. Tidak lama setelah itu aku, lalu aku berlari cepat menuju nenek yang sudah menunggu didepan rumah "Nenek!!". Teriakku "Yaampun, anak nenek sayang." Kupeluk nenek sekuat mungkin, "aduh kamu meluk nenek kuat banget". Saat sedang asik memeluk nenek,"Ibu gitu deh, mentang mentang ada cucu. Anaknya nggak dianggap". "Nenek tersenyum,"Ututu, anak ibu sini ibu peluk." Bunda tersenyum lalu ikut memelukku dan nenek "Hmm, udah yang meluknya, sekarang mandi habis itu kita makan ya?." "Siap nek." Seruku sambil berjalan menuju kamar mandi Mandiku sedikit lama, jadi nenek menghampiriku yang berada dikamar. "Nay, udah selesai mandinya?." ...

Tawa di Tengah Luka

Namanya Aruna, dia adalah wanita paling ceria yang pernahku temui, tapi dibalik tawanya itu ada hal yang ia sembunyikan dari semua orang "Senja, kamu ikut study tour?."Tanya Aruna padaku  Aku berfikir sejenak lalu menjawab, "Iya dong, ya kali nggak ikut. Eh kamu sendiri gimana?".  "Hmm, kayaknya nggak deh." Jawab Aruna dengan wajah murung, dari wajahnya saja aku tahu kalau dia sangat ingin ikut  Aku menghela nafas lalu berkata, "Yahh, ikut dong, kalau kamu nggak ikut aku sama siapa temenan dongg."  "Hmm, aku pikir pikir dulu ya Senja." Balasnya Aku lega, karna dia akan memikirkannya kembali apa jawabannya  Aruna tersenyum tipis, lalu membuang pandangannya. Kami duduk di bangku taman sekolah. "Senja," katanya pelan, "kalau aku cerita sesuatu... kamu janji nggak bakal ngasih tahu siapa-siapa?" Aku menoleh padanya, sedikit heran. Wajah cerianya kini terlihat sangat sedih. Aku mengangguk pelan, "Janji." Dia men...

Pilihan Lila

Pagi ini aku bangun terlambat, tak sempat untuk sarapan pagi, "Bu aku langsung berangkat ya." Ucapku sambil berlari kecil ditangga "Lila, bawa bekal ya nih." Teriak ibu membalas ucapanku. Ibu lalu berlari mengejarku yang berada di depan rumah, sambil berkata, "lain kali kalau ibu bangunin langsung bangun bisakan?."  Aku hanya menunduk, lalu membalas ucapan ibu "tadi masih ngantuk Bu."  "Ya, besok kalau ibu bangunin bangun ya." Ucap ibu sambil memasukkan bekalku kedalam tas  Aku berpamitan pada Ibu, lalu berlari menuju sekolah yang tak jauh dari rumahku. Setibanya dikelas, semua teman teman membalas tentang dimana mereka akan masuk SMA Lalu Aca tiba tiba mendekat dan berkata, "Lila kamu mau nyambung dimana?."  Aku berpikir lalu, "Kalau kamu sendiri dimana?."  Ia tersenyum dan berkata, "hmm, di sekolah Global Arundel, kamu?." "Belum kepikiran Ca." Balasku sambil menuju ke mejaku Aca mendekat lalu be...

Kesenian Randai Minangkabau

1. Pengertian Randai Randai adalah seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia. Randai menggabungkan teater, musik, tari, silat, dan nyanyian menjadi satu pertunjukan yang biasanya dimainkan secara berkelompok dalam bentuk lingkaran. Ceritanya sering diambil dari kisah-kisah rakyat atau kaba (cerita tradisional Minangkabau), dan disampaikan melalui dialog bersyair, gerakan silat (silek), dan nyanyian yang iramanya khas. Dalam Randai, penekanan diberikan pada kerja sama kelompok dan penggabungan berbagai unsur seni menjadi satu kesatuan yang harmonis. 2. Sejarah Randai Sejarah Randai berakar dari tradisi masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat, sekitar awal abad ke-20. Randai lahir dari perpaduan berbagai unsur seni tradisional, terutama silek (silat Minangkabau), tari rakyat, nyanyian syair (dendang), dan teater tradisional. Awalnya, Randai berkembang dari tradisi "badendang" atau "basilek", yaitu pertemuan masyarakat di la...

Kembar Tak Selalu Sama

Namaku Reva. Aku punya saudari kembar bernama Riva. Meski wajah kami nyaris sama, kami sangat berbeda. Aku suka sesuatu seperti olahraga, sedangkan Riva suka ilmu pengetahuan. Tapi satu hal yang sama, kami sama-sama ingin diperlakukan adil. Pagi itu, aku sarapan bersama Bunda dan Riva, sedangkan ayah saat ini masih diluar kota "Bun, nanti datang ke sekolah ya. Aku ikut lomba lari hari ini!". seruku bersemangat. Bunda menatapku sebentar, lalu berkata dengan suara datar. "Aduh, maaf ya, Sayang. Bunda ada kerjaan penting yang nggak bisa ditinggal". Aku tahu maksud 'kerjaan' itu. "Oh, Riva ada lomba sains, ya? Ya udah, selesain aja kerjaan bunda. Dan nggak usah bodohin aku". Aku bangkit dari kursi, dan meninggalkan ruang makan itu lalu keluar rumah tanpa pamit. Aku tidak pamit karna kesal, bunda selalu saja datang ke lomba Riva dan bahkan sulit menyempatkan waktu untukku "Bun, jangan gitu, dong. Bunda harus datang ke lombanya Reva. Jangan aku teru...